0

indecisive

saya anak tunggal, dan saya sangat sulit membuat keputusan.

Mungkin untuk sebagian orang statement tadi memiliki korelasi yang cukup kuat, karna biasanya si anak tunggal ini biasa dikendalikan oleh orang tuanya,semua perhatian tercurah untuk si anak dan si anak tinggal terima beres. Tapi posisi yang saya punya ini jauh berbeda, orang tua saya adalah orang tua yang luar biasa. Mereka memutuskan berkeluarga di usia muda (mungkin dimulai seumur saya sekarang ini), sampai sekarang mereka mempunyai cara sendiri untuk mendidik anak mereka, dan menurut saya berhasil. Meskipun saya anak tunggal, mereka memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada saya atas keputusan yang telah saya ambil. Contohnya ketika saya SD dulu, orang tua saya membiarkan saya nonton TV seharian atau main seharian, padahal besok saya harus ujian, orang tua saya cukup mengingatkan saya kalau besok ujian, tidak melarang atau menganjurkan saya main, bagaimana caranya nilai saya nanti bagus, karna menurut mereka saya main2 sebelum ujian adalah keputusan saya, dan saya harus mempertanggungjawabkan nilai saya nanti. it's fully my decision... sampai sekarangpun sampai saya kuliah orang tua saya tidak pernah melarang saya, ataupun memaksa saya harus memilih ini-itu yang baik menurut mereka. Perasaan saya agak sebel juga karna mereka terlalu netral, sampai2 saya berfikir mereka ini sebenarnya peduli sama saya atau tidak. Tapi dengan begini saya memiliki rasa tanggung jawab yang sangat besar dengan keputusan yg saya ambil sendiri, saya harap saya bisa belajar dari semua keputusan yang saya alami.

Sikap ini membuat saya menjadi orang yang bisa dikatakan kurang tegas, apa iya orang-orang disekitar saya terlalu sayang sama saya, karena setiap saya tanya pendapatnya, semua netral. Belakangan ini saya mengalami dilema yang cukup besar, saya benar2 tidak tau harus bagaimana, dan saya insist ada orang yang saya tanya punya satu jawaban dari masalah ini, bukan saran/pendapat lagi,
ini jawaban salah satu teman saya :
[P]
[N]
[D]
[R]
[2]
[L]
ini tuas yang ada di mobil matic", katanya, "sekarang lo ada di posisi netral, tinggal lo pindahin tuasnya, mau maju, mau mundur, lo pas-in posisisnya"
"kalo nabrak gimana? gw kan perlu orang disekitar gw sbagai spion, biar pas" kata saya
"biar lo rasain dulu, rasanya nabrak gimana, dengan begitu lo tau harus terus maju ato mundur" kata teman saya


saya anak tunggal, dan saya sangat sulit membuat keputusan.

sekarang saya sudah mengambil keputusan, dan saya sudah memindahkan tuas saya dari posisi [N], life must go on...


0 comments:

Post a Comment

Back to Top